InJourney Dorong Transformasi Pariwisata Berkelanjutan

InJourney terus melakukan transformasi untuk membangun masa depan sektor aviasi dan pariwisata Indonesia yang lebih berkelanjutan.

bogortraffic.com, BOGOR- PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney terus melakukan transformasi untuk membangun masa depan sektor aviasi dan pariwisata Indonesia yang lebih berkelanjutan.

Sebagai strategic holding and tourism orchestrator, InJourney berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari 4,1% menjadi 6% pada 2029.

Bacaan Lainnya

“Sejak berdirinya, InJourney telah melakukan berbagai inisiatif strategis dalam pengembangan aviasi dan pariwisata nasional, berkolaborasi dengan enam anak usaha, yaitu InJourney Airports, InJourney Aviation Services, InJourney Destination Management, InJourney Tourism Development Corporation, InJourney Hospitality, dan InJourney Retail,” ujar Direktur Utama InJourney, Maya Watono.

Menjelang Lebaran 2025, InJourney melanjutkan transformasi besar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Setelah perubahan signifikan di Terminal 3, kini Terminal 2F telah direvitalisasi dan dioperasikan khusus untuk penerbangan umrah. Dengan luas hampir 44.000 m² dan kapasitas 12 juta penumpang per tahun, terminal ini memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah umrah.

Selain itu, Terminal 1B juga dioptimalkan, meningkatkan kapasitasnya dari 3 juta menjadi 7,7 juta penumpang per tahun.

Di sektor destinasi wisata, InJourney terus mempromosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Beberapa proyek unggulan yang sedang dikembangkan:

– KEK Mandalika: Menjadi pusat sport tourism, dengan Sirkuit Mandalika yang terisi 250 hari event per tahun, serta fasilitas baru seperti Mandalika Beach Club dan hotel bintang 4 & 5.

– KEK Kesehatan Sanur: Transformasi strategis untuk menghadirkan pusat layanan kesehatan kelas dunia dengan konsep medical & wellness tourism.

– Revitalisasi TMII dan Sarinah: TMII kini lebih inklusif, smart, green, dan berbasis budaya, sementara Sarinah telah bertransformasi menjadi ‘Panggung Karya Indonesia’, sekaligus merintis ekspansi internasional untuk memperkenalkan produk lokal ke pasar global.

– Remasterplan Candi Borobudur: Fokus pada konservasi, penghijauan, spiritual, dan edukasi, termasuk pembangunan pusat meditasi spiritual dan pengurangan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sesuai rekomendasi UNESCO.

Sebagai bagian dari komitmen pariwisata berkelanjutan, InJourney telah menyelenggarakan 540 event yang mendukung lebih dari 3.000 UMKM.

Selain itu, InJourney menerapkan berbagai program Green Initiatives, termasuk:

– Penanaman 15.000 pohon secara serempak di seluruh Indonesia pada 8 Maret 2024 untuk mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.

–  Pengelolaan sampah di destinasi wisata seperti Nusa Dua, Mandalika, dan Golo Mori NTT, serta Food Waste Management di The Meru Sanur yang memanfaatkan teknologi biokonversi dengan maggot ‘black soldier fly’.

InJourney juga memperkuat pengembangan SDM pariwisata melalui program InJourney Hospitality House dan Hospitality Training. Sejak diluncurkan, program ini telah berjalan di 17 kota, 61 batch, dengan hampir 4.000 peserta.

“Pariwisata berkelanjutan hanya dapat lahir dari perusahaan yang sehat dan berkelanjutan. Dengan dukungan 49.045 karyawan, InJourney siap menjadi ekosistem aviasi dan pariwisata unggulan, yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan,” tutup Maya Watono.

Melalui berbagai transformasi dan inisiatif berkelanjutan, InJourney optimistis mampu membawa sektor pariwisata Indonesia ke level yang lebih tinggi, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan