Silent Treatment, Ketika Diam Jadi Senjata untuk Memperburuk Hubungan

Ilustrasi Pasangan sedang Silent Treatment. (Foto: Dok. Ist)

bogortraffic.com, HUBUNGAN- Apakah kamu pernah mendengar istilah silent treatment? Perilaku ini menggambarkan situasi di mana seseorang dengan sengaja memilih untuk diam dan menolak berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Penolakan ini bisa terjadi baik secara langsung maupun melalui media elektronik, dengan tujuan yang sama, yaitu menghindari komunikasi.

Meskipun mungkin terlihat seperti bentuk merajuk yang tidak dewasa, silent treatment sering kali menjadi alat manipulatif yang menyakitkan. Menurut psikolog John Gottman, perilaku ini dapat digunakan untuk mengontrol pasangan, yang pada akhirnya bisa memperburuk hubungan.

Berita Lainnya

Apa yang sebenarnya mendorong seseorang untuk menggunakan silent treatment? Berikut ini adalah beberapa alasan umum yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin (30/9/2024):

1. Kesulitan Mengelola Emosi Secara Sehat

Mengelola emosi dengan baik merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan mental. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional seseorang terlihat dari kemampuannya dalam mengatur emosinya. Namun, ketika seseorang memilih silent treatment, ini menandakan bahwa mereka mungkin belum siap secara emosional untuk menghadapi masalah. Alih-alih berkomunikasi dan mencari solusi, mereka menarik diri dan menolak berbicara, yang justru memperparah masalah.

2. Gangguan pada Kesehatan Mental

Seseorang yang belum berdamai dengan kondisi mentalnya mungkin menggunakan silent treatment sebagai pelarian dari konflik. Sigmund Freud mengungkapkan bahwa ketidakmampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya bisa menjadi tanda ketidakseimbangan mental. Perilaku diam ini kerap kali muncul sebagai respons atas kecemasan atau depresi, namun justru memperdalam konflik internal dan eksternal yang dihadapi.

3. Pengasuhan dan Trauma

Pengalaman traumatis di masa lalu bisa mendorong seseorang untuk menggunakan silent treatment sebagai cara menghindari konflik. Lingkungan yang tidak mendukung ekspresi emosional selama masa kecil dapat membuat individu tumbuh dengan kebiasaan menghindari percakapan yang solutif. Trauma atau pengalaman buruk yang belum terselesaikan kerap menjadi penyebab utama dari perilaku diam ini.

Kesulitan dalam mengekspresikan diri atau menghadapi masalah secara langsung sering kali berasal dari pola asuh yang menekan komunikasi atau pengalaman traumatik di masa lalu. Jika perilaku ini dibiarkan, dampaknya bisa merugikan kedua belah pihak, baik pelaku maupun penerima.

Itulah beberapa alasan mengapa seseorang sering kali menggunakan silent treatment sebagai cara menghadapi masalah. Setelah mengetahui penjelasan dari para ahli di atas, apakah kamu sudah mulai memahami alasan di balik perilaku ini? Segeralah bantu teman atau orang terdekat yang terjebak dalam siklus ini agar mereka bisa keluar dari pola yang merugikan tersebut!

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan