Safari ke 3 Kecamatan, Sekda Kota Bandung Ajak Masyarakat Fokus Urus Sampah

Bogor Traffic, BANDUNG – Dengan diterbitkannya Surat Edaran dan Instruksi Wali Kota Bandung terkait pengelolaan sampah pada masa darurat, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, melaksanakan safari di 3 kecamatan.

Ema melakukan kunjungan ke Kecamatan Cicendo, Andir, dan Astanaanyar. Masa darurat sampah di Kota Bandung berlangsung hingga 25 Oktober 2023, dan Ema mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih memperhatikan masalah sampah.

Berita Lainnya

“Masa darurat sampah itu sampai 25 Oktober 2023, tinggal 16 hari lagi kalender. Sampah di Kota Bandung ini progresnya sudah berjalan baik. Namun, untuk mencapai ideal masih jauh, karena masih tergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ungkap Ema.

Ema menyoroti bahwa Kota Bandung menghasilkan 1600 ton sampah per hari, dengan 135 Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Oleh karena itu, ia mendorong untuk memilah sampah sejak dari sumbernya, yaitu rumah masing-masing.

“Contohnya di Kantor Kecamatan Cicendo ini, sampah sisa makanan atau organiknya dimasukkan ke Loseda (Lodong Sesa Dapur), sedangkan yang anorganik dimasukkan ke keranjang dan bermitra dengan pengepul yang dikelola oleh tim Gober (Gorong-gorong dan Kebersihan),” ungkap Ema, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Penanggulangan Darurat Sampah Kota Bandung.

Ema menekankan kewajiban camat dan lurah untuk memperhatikan masalah sampah di wilayahnya.

“Camat dan lurah diwajibkan setiap hari di kantor sudah tidak boleh memproduksi sampah anorganik,” tuturnya.

Menurut Ema, banyak wilayah yang telah berhasil menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah, sehingga tidak ada lagi sampah di wilayah tersebut.

“Seperti di Kelurahan Antapani Tengah, Sukajadi, dan beberapa wilayah lain yang sudah sukses mengelola sampah. Jadi tinggal belajar caranya ke sana tiap wilayah itu,” jelasnya.

Camat Andir, Budi Rahmat Taufik, menyampaikan bahwa wilayahnya sudah menerapkan pemilahan sampah dari hulu.

“Kawasan Bebas Sampah di Andir sudah mencapai 27,78 persen, sudah di 54 RW, dan sudah diterapkan di 6 kelurahan seperti Campaka, Maleber, Garuda, Dunguscariang, Ciroyom, dan Kebon Jeruk,” ungkapnya.

Di Kecamatan Andir, terdapat 225 lubang penimbunan sampah, berupa bata terawang, lubang sampah, Loseda, dan Biopori yang terbagi di masing-masing kelurahan.

Sedangkan Camat Cicendo, Bira Gumbira, terus berupaya mensosialisasikan pemilahan sampah kepada masyarakat.

“Kita terus berupaya secara masif sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi sampah,” ungkapnya. Bira juga mendorong toko di wilayah Cicendo untuk memilah sampah.

“Sampah Pedagang Kaki Lima di Jalan Radjiman kita berikan sosialisasi untuk pemilahan sampah. Ini juga untuk mereka, sehingga dampaknya lingkungan menjadi bersih,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan