Pemkot Bandung Perbanyak KBS dan TPST guna Antisipasi Penumpukan Sampah

Bandung – Pelaksana Harian (Plh) Walikota Bandung, Ema Sumarna mengatakan bahwa pihaknya tengah mengambil berbagai langkah untuk menghadapi masalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui pengembangan Kawasan Bebas Sampah (KBS).

“Mengubah mindset dan perilaku itu tidak mudah. Kita sedang berjuang agar KBS itu semakin banyak. Tiap bulan saya evaluasi bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Kita terus mendorong masing-masing kecamatan itu berlomba untuk menghadirkan dan memperbanyak KBS,” jelas Ema.

Berita Lainnya

Ema bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengevaluasi perkembangan ini. Langkah ini bertujuan untuk mendorong setiap kecamatan dalam upaya mendirikan dan mengembangkan KBS.

Dia menyebutkan bahwa peningkatan signifikan jumlah KBS dapat mengurangi frekuensi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Namun, mengingat situasi saat ini dan pengurangan ritase pengiriman sampah ke TPA, usaha lebih keras diperlukan.

“Mengubah mindset dan perilaku itu tidak mudah. Kita sedang berjuang agar KBS itu semakin banyak. Tiap bulan saya evaluasi bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Kita terus mendorong masing-masing kecamatan itu berlomba untuk menghadirkan dan memperbanyak KBS,” jelas Ema.

Bahkan, Ema mengatakan, jika TPA Sarimukti tidak dikelola dengan maksimal, bisa jadi bom waktu. Sebab sistem pengolahan sampahnya masih konvensional yaitu open dumping.

“Kalau di bawah sudah tidak kuat, ada aspek gas, saya pikir bisa menimbulkan persoalan. Maka dari itu, sambil menunggu proses Pemprov untuk kesiapan yang ada di Legok Nangka, kita akan perbanyak KBS,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala DLHK Kota Bandung, Dudy Prayudi, mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 1.300 ton sampah dikirim ke TPA Sarimukti setiap harinya. Namun, jumlah ini akan dikurangi menjadi 868 ton dalam waktu dekat.

“Hari Jumat kemarin, kita sepakat untuk mengurangi ritase ke TPA Sarimukti. Untuk Kota Bandung karena paling besar, maka kita minta pengurangannya itu secara bertahap,” ucap Dudy.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Ema dan DLHK Kota Bandung merencanakan untuk memperbanyak KBS serta membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

TPST menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif untuk pabrik tekstil dan semen.

Ema berharap bahwa langkah-langkah ini akan membantu mengurangi beban sampah di TPA dan mendukung keberlanjutan lingkungan Kota Bandung.

Dudy Prayudi menambahkan bahwa pada bulan Juli 2023, sudah ada 221 KBS di Kota Bandung atau sekitar 13,3 persen dari total seluruh RW.

Dalam keseluruhan, Pemkot Bandung akan terus mengambil langkah-langkah seperti pengurangan sumber sampah dan pembangunan TPST untuk mengatasi permasalahan sampah di kota ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan