bogortraffic.com, BOGOR- Pengamat hukum dan pegiat antikorupsi Hardjuno Wiwoho mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera mengusut tuntas dugaan korupsi mark-up atau peningkatan harga dana iklan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJB) senilai Rp200 miliar. Langkah ini dinilai penting demi menjaga kepercayaan nasabah dan menyelamatkan reputasi Bank BJB.
“Kepercayaan publik atas Bank BJB harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai karena nila setitik membuat jatuh dan menggerus kepercayaan serta performa BJB, yang selama ini menjadi salah satu bank terpercaya di Indonesia,” ujar Hardjuno dalam keterangan resminya, Jumat (11/10).
Ia menegaskan bahwa lembaga keuangan, terutama bank, sangat sensitif terhadap isu-isu negatif. Menurutnya, sekecil apa pun isu yang menimpa bank akan berdampak signifikan pada kinerjanya. Oleh karena itu, dugaan penggelembungan anggaran dana iklan ini harus segera diusut.
Sebelumnya, KPK mengungkap adanya dugaan mark-up dalam anggaran iklan Bank BJB pada periode 2021—2023, dengan nilai mencapai Rp200 miliar. Meski indikasi adanya tersangka telah muncul, hingga kini pengumuman resmi nama tersangka belum disampaikan ke publik.
“Dengan pengumuman resmi nama tersangka, publik bisa mendapatkan kejelasan mengenai pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam kasus ini sehingga proses hukum bisa berjalan lancar dan adil,” tambah Hardjuno.
Hardjuno juga mengingatkan bahwa meskipun Bank BJB telah meraih banyak penghargaan atas kinerjanya, munculnya dugaan korupsi ini berpotensi mencoreng reputasi lembaga keuangan tersebut. Padahal, Bank BJB memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian daerah, sehingga kinerjanya harus tetap optimal dan terpercaya.
Ia berharap KPK segera mengambil tindakan tegas dan transparan dalam mengungkap kasus ini agar publik tetap memiliki kepercayaan terhadap Bank BJB serta proses hukum yang berlangsung.