Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa bisnis judi slot telah menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat, mencapai Rp27 triliun setiap tahunnya. Korban dari praktik ini kebanyakan adalah masyarakat dengan penghasilan rendah, bahkan anak-anak.
“Data dan laporan yang kami terima menunjukkan bahwa hanya dari satu aplikasi seperti Higgs Domino Island, perputaran uang bisa mencapai Rp2,2 triliun per bulan. Ini berarti setahun bisa mencapai sekitar Rp27 triliun. Ini hanya dari satu situs yang menyasar masyarakat kecil dan bahkan anak-anak. Masyarakat kita sangat dirugikan,” ujar Budi di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, pada Selasa (08/08)
Kemenkominfo telah mengambil langkah untuk mencegah dan memberantas situs web serta aplikasi yang berisi konten judi slot dalam upaya untuk mengurangi jumlah korban yang terkena dampaknya.
Selama tiga minggu terakhir, Kemenkominfo telah berhasil menutup akses ke 42.622 konten dan aplikasi judi slot di ruang siber. Budi juga mengungkapkan rencana untuk meningkatkan koordinasi antarlembaga sebagai upaya untuk membatasi pergerakan pengembang aplikasi dan situs web judi online.
“Dengan melibatkan aparat penegak hukum untuk tindakan hukum, serta perbankan untuk pemblokiran rekening (pengembang layanan judi online), ini merupakan pendekatan komprehensif. Kami akan mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah ini,” tegas Budi.
Hasil survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berjudul “Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023” menunjukkan bahwa 34,26 persen dari responden mengetahui keberadaan situs dan aplikasi judi online di Indonesia. Survei ini melibatkan 8.510 responden dari seluruh Indonesia dan mengungkapkan bahwa 5,61 persen dari responden pernah mengakses situs judi online.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Kemenkominfo dan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan pengaruh negatif dari praktik judi online dapat ditekan dan masyarakat bisa lebih terlindungi.