Kediri – Pamor benih jagung hibrida varietas R7 atau jagung ‘Raja’ asal Semarang, Jawa Tengah, terus meningkat di kancah perbenihan jagung nasional saat ini.
Dikenal tahan serangan hama bulai atau penyakit “Putih” pada jagung, produk benih pabrikan PT Restu Agropro Jayamas (RAJA) itu, kini menjadi magnet baru di kalangan petani jagung dalam negeri.
“Produk kami sudah menyebar luas mulai pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, NTB dan NTT tinggal Papua yang sebentar lagi kami masuki,” ujar Direktur PT. Restu Agropro Jayamas (RAJA) Dedy Supriadi, dalam Gelar Inovasi dan Teknologi Pertanian Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Plemahan, Kediri, Kamis (9/8/2023).
Menurutnya, ekspansi benih jagung R7 dalam tiga tahun terakhir mulai menunjukan hasil. Kehandalan benih dalam berbagai medan tanam, baik basah atau kering dengan hasil melimpah, menjadi penyebabnya.
“Memang benih jagung yang kami hasilkan berani dicoba, petani jagung silahkan bisa menilainya,” ujar dia bangga.
Kondisi itu berbanding lurus dengan naiknya permintaan jagung nasional, seiring masih berkecamuknya perang Rusia-Ukrania, sebagai salah satu pemasok jagung Indonesia sejak lama.
“Kami akan terus berinovasi menghasilkan beragam benih jagung yang handal dengan harga terjangkau bagi petani,” kata dia.
Saat ini ada tiga varian jagung R7 yang sering digunakan petani di lahan mereka. Pertama R7 jenis Red yang cocok ditanam di area kering dengan potensi panen 12 ton lebih per hektar.
Kedua, jenis Gold yang cocok ditanam di daerah basah dan kering dengan potensi panen hingga 13,5 ton per hektar, serta jenis Ultimate yang cocok ditanam di daerah basah dengan potensi panen hingga 15,5 ton.
Bahkan perusahaan telah menyiapkan produk baru jenis Union, yang cocok ditanam di daerah kering dengan jarak tanam lebih rapat, yang memiliki potensi panen di atas 15 ton per hektar.
“Kami targetkan akhir tahun ini varian Union sudah bisa ditanam petani, tunggu saja,” ujar dia menjawab harapan dari petani.
Dedy menambahkan, selain bebas serangan penyakit bulai, benih jagung Raja teruji ditanam di lereng bukit dengan ketinggian lebih dari 1.000 Meter di atas Permukaan Laut (MDPL).
Kemudian tahan busuk batang, tahan hama dan bebas karat daun, serta memiliki perakaran dan batang kokoh, sehingga teruji saat diterpa angin kencang, serta memiliki produktivitas yang cukup tinggi dibanding bibit varietas jagung hibrida lainnya.
Selain pulau Jawa, beberapa wilayah yang sudah merasakan kehandalan benih jagung R7 karya anak bangsa ini, yakni ;
Lampung, Padang, Palembang hingga Aceh untuk wilayah Sumatera.
Kemudian kota Gowa, Luwu, Makassar dan Gorontalo untuk wilayah Sulawesi, hingga kota-kota di wilayah NTB dan NTT untuk kawasan Indonesia Timur.
“Total sudah lebih dari 100 kota-kabupaten di Indonesia, yang sudah mencoba produk kami,” ujar dia.
Bahkan mulai tahun ini, benih jagung Raja sukses menjadi salah satu pemasok jagung pemerintah melalui brand Raja ‘Nusantara’. “Alhamdulillah delivery pesanan project dari pemerintah pusat sudah mulai kita kirim,” ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perkebunan Kediri Anang Widodo yang disampaikan melalui PUPT Kediri Subekti mengapreasi kegiatan gelar teknologi itu.
Menurutnya, antusiasme warga mengikuti kegiatan cukup tinggi dari tingkat kehadiran mereka. “Kami awalnya menargetkan pengunjung di angka 2.000 orang, tapi dalam prakteknya hingga kini sudah 4.500 lebih pengunjung yang datang,” ujar dia.
Kehadiran sekitar 50 perusahaan lebih yang memenuhi stand kegiatan, dengan berbagai inovasi dan teknologi pertanian terkini, mampu menyedot animo pengunjung yang datang mulai pelajar, mahasiswa, kelompok petani hingga masyarakat umum.
“Sebenarnya ini kegiatan level kecamatan tapi seperti level nasional, kemarin juga ada tamu dari Morowali sengaja ingin melihat kegiatan ini,” ujar dia.
Sulastri, salah satu pengunjung asal Kediri mengatakan, selain melihat teknologi terbaru di sektor pertanian, kegiatan itu mampu menyuguhkan beragam hasil tani dengan proses pengolahan yang relatif mudah.
“Disini juga bisa langsung membeli benihnya termasuk pupuk yang tepat.” kata dia.