bogortraffic.com, KOTA BOGOR – Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengungkapkan bahwa menu Makan Bergizi Gratis yang disajikan di sekolah-sekolah diduga menjadi penyebab ratusan siswa mengalami keracunan.
Dugaan sementara mengarah pada telur ceplok berbumbu barbekyu serta tumis tahu dan toge yang disajikan kepada para siswa.
Menurut Dedie, telur ceplok berbumbu barbekyu diketahui dimasak pada malam hari, namun baru didistribusikan keesokan harinya saat waktu makan siang. Hal ini diduga menjadi faktor berkembangnya bakteri yang menyebabkan keracunan massal.
“Yang pertama dari ceplok telur pakai bumbu barbekyu. Menurut data yang kita peroleh, memasaknya itu kurang lebih di malam harinya dan kemudian didistribusikannya siang hari,” ujar Dedie pada Senin (12/5/2025).
Namun Dedie menegaskan, pihaknya belum bisa memastikan apakah kesalahan terjadi pada proses memasak atau distribusi makanan. Pasalnya, pengawasan teknis program Makan Bergizi Gratis berada di bawah tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Jadi mungkin ini ada masalah SOP, bisa juga mungkin, tapi kan kita tidak terlalu detail sampai kepada siapa distributornya, bagaimana kondisi telurnya dan sebagainya,” ungkapnya.
Selain telur ceplok berbumbu, tumis tahu dan toge juga ditemukan mengandung bakteri Salmonella, yang turut memperparah kondisi kesehatan siswa.
“Intinya bakteri ini datang dari ceplok telur yang dikasih bumbu barbekyu. Kemudian yang kedua ada tumis tahu dan toge yang juga terindikasi mengandung salmonella,” jelas Dedie.
Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap SOP penyediaan makanan bergizi agar kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, insiden ini bukan masalah sepele dan harus disikapi dengan serius.
“Jadi jangan kemudian dianggap sepele, karena ini betul-betul sesuatu yang sangat serius. Mengingat pada saat anak-anak terdampak keracunan makanan, maka Pemerintah Kota Bogor harus ikut serta terlibat, terutama dalam penanganan medisnya,” tegasnya.
Saat ini, Pemerintah Kota Bogor bersama instansi terkait terus melakukan investigasi dan pendampingan terhadap siswa yang terdampak.