Bogortraffic.com, INTERNASIONAL– Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menepis spekulasi tentang rencana normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebagai syarat untuk masuk ke Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Juru Bicara Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza.
“Indonesia akan selalu konsisten, berada di garis terdepan membela hak-hak bangsa Palestina,” kata Iqbal.
Terkait keanggotaan Indonesia di OECD, Iqbal mengatakan bahwa prosesnya memerlukan waktu yang cukup panjang.
“Semua tergantung kesiapan negara tersebut,” ujarnya.
Beberapa negara membutuhkan waktu tiga hingga lima tahun dalam proses keanggotaannya. Iqbal tidak bisa memastikan kapan Indonesia akan diterima menjadi anggota penuh OECD.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Indonesia setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan untuk bisa bergabung ke OECD.
Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara dan ketiga di Asia yang mencapai status open for accession discussion untuk menjadi anggota penuh OECD.
Pemerintah Indonesia berharap aksesi di OECD dapat diselesaikan dalam dua sampai tiga tahun, mengingat Indonesia telah menjadi negara dengan proses persetujuan aksesi OECD paling cepat.
Keanggotaan di OECD diyakini akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia karena dapat meningkatkan investasi dan PDB.