bogortraffic.com, BOGOR – Tarif Biskita Trans Pakuan Bogor terancam naik setelah tidak lagi menerima subsidi dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai 2025.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Marse Hendra, menyampaikan bahwa meski ada kemungkinan kenaikan tarif, keputusan final akan bergantung pada hasil kajian bersama.
“Kalau tarif pada prinsipnya mungkin ada pertambahan nilainya. Diusahakan untuk tidak naik, tapi kita lihat nanti, perlu dikaji bersama,” ujar Marse Hendra dikutip Kompas.com, Jumat (5/7/2024).
Kenaikan tarif akan mempertimbangkan perhitungan teknis dan kemampuan masyarakat untuk membayar.
“Itu juga harus ada perhitungan secara teknis kalau untuk menaikkan tarif harus ada perhitungannya tidak tiba-tiba ‘kami butuh duit’ langsung dinaikkan tarifnya, tidak begitu juga,” ungkap Marse.
Saat ini, tarif Biskita Trans Pakuan Bogor untuk penumpang umum masih dipatok sebesar Rp 4.000, sementara untuk anak sekolah berlaku tarif khusus yang lebih murah, yakni Rp 2.000. Namun, mulai 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor harus menyiapkan dana sebesar Rp 58 miliar dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) untuk mengelola 49 unit Biskita Trans Pakuan.
Anggaran tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional, termasuk perawatan armada, gaji pengemudi, bahan bakar, dan biaya administrasi lainnya.
“Kalau kebutuhan 49 bus di empat koridor selama satu tahun itu kurang lebih mencapai Rp 58 miliar. Point di dalamnya sama biaya operasional kendaraan (BOK), jelas biaya ada untuk pengemudi, kemudian perawatan, dan segala macam,” jelas Marse.
Dengan penarikan subsidi dari BPTJ, Pemkot Bogor dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga keberlanjutan operasional Biskita Trans Pakuan tanpa membebani masyarakat dengan kenaikan tarif yang signifikan.
Evaluasi dan kajian mendalam diperlukan untuk menemukan solusi terbaik yang bisa mengakomodasi kebutuhan operasional dan kemampuan bayar masyarakat.