Bogortraffic.com, JAKARTA – Persatuan Seluruh Sepak Bola Indonesia (PSSI) merayakan hari ulang tahunnya yang ke-94 dengan acara yang diadakan di Gedung Danareksa, Jakarta pada Jumat.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membicarakan tentang transformasi sepak bola Indonesia. Menurutnya, transformasi ini membutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah.
“Seperti yang saya sudah sampaikan berulang kali, dalam pembenahan transformasi sepak bola yang dilakukan itu perlu waktu dan tidak mudah,” kata Erick Thohir.
Erick Thohir telah memimpin PSSI selama beberapa waktu dan pergerakan yang dilakukan oleh PSSI di bawah kepemimpinannya menuju arah yang positif, terutama dalam perkembangan Timnas Indonesia.
Dalam dua tahun terakhir, Timnas Indonesia, baik level senior maupun kategori usia, telah menunjukkan tren positif yang signifikan.
Baru-baru ini, Timnas Indonesia senior mencetak sejarah dengan mencapai fase knockout ajang Piala Asia 2024 di Qatar. Di sisi lain, Timnas Indonesia U-23 juga berhasil melaju ke putaran final Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya.
Setelah menjalani dua pertandingan di Piala Asia U-23 2024, anak-anak asuh Shin Tae-yong memiliki peluang untuk melangkah ke fase knockout. Dengan satu kemenangan dari dua pertandingan melawan Australia dan kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 mendapatkan posisi yang cukup baik.
Namun, perkembangan sepak bola Indonesia tidak luput dari pro dan kontra, terutama terkait dengan banyaknya pemain keturunan yang menjadi bagian dari Timnas Indonesia saat ini.
Pendukung program pemain keturunan menilai bahwa hal ini telah meningkatkan kualitas Timnas Indonesia secara signifikan. Namun, pihak yang kontra merasa bahwa hal ini merugikan kompetisi Liga 1 dan pemain lokal.
Erick Thohir bahkan membuka kemungkinan untuk menaturalisasi kiper Inter Milan, Emil Audero, untuk Timnas Indonesia, yang menjadi perbincangan di acara HUT PSSI.
Hal ini menunjukkan bahwa PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk perkembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya Timnas Indonesia.
PSSI dan PT LIB sebagai operator kompetisi juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan level Liga 1, sehingga pelatih Timnas Indonesia di masa depan dapat dengan mudah menemukan bakat-bakat terbaik dari liga domestik.
Selain itu, PSSI juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan sepak bola wanita, terutama dengan Liga 1 Putri yang belum digelar sejak terhenti akibat COVID-19. Langkah positif telah diambil dengan penunjukan Satoru Mochizuki sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia, namun diharapkan ada langkah konkret berikutnya untuk memajukan sepak bola putri di Indonesia.