JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan memiliki target ambisius untuk Indonesia.
Ia menyatakan bahwa pada tahun 2025 atau 2026, Indonesia diharapkan sudah mampu memiliki mobil listrik (electric vehicle/EV) buatan anak bangsa.
“Pada 2025 atau 2026 Indonesia sudah bisa memiliki mobil listrik sendiri yang dibuat oleh anak bangsa,” ujar Luhut
Luhut mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang menarik minat dari berbagai pemain industri EV yang mewakili setengah dari volume produksi global.
Salah satu produsen EV internasional yang tertarik untuk mengembangkan EV di Indonesia adalah Geely, perusahaan besar asal Tiongkok.
Luhut menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah berbicara dengan Geely selama beberapa bulan terakhir, dan baru-baru ini mereka menawarkan kerja sama penelitian bersama (joint research) untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia. Geely pun merespons positif tawaran tersebut.
Luhut telah melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo, yang juga mendukung gagasan tersebut.
“Saat ini kita sedang membicarakan hal teknis dan Presiden juga setuju,” katanya.
Menurut Luhut, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memiliki dan memproduksi mobil listrik sebagai hasil karya anak bangsa. Transisi global dari kendaraan konvensional ke EV sedang berlangsung dengan cepat, dan penjualan EV telah melewati titik kritis. Penjualan EV dapat tumbuh pesat setelah mencapai pangsa pasar 5 – 10 persen.
Adopsi EV juga menjadi lebih cepat karena adanya efek multiplier dari individu atau kelompok yang menjadi early adopters, menggunakan inovasi, produk, atau teknologi baru sebelum diterima oleh populasi yang lebih luas.
Sektor manufaktur juga akan mengalami pertumbuhan setelah penjualan EV mencapai 10 persen dari total penjualan kendaraan.
Luhut menggambarkan langkah ini sebagai “lompatan jauh” atau leapfrog yang mengarah pada terwujudnya mobil listrik buatan Indonesia.
Dengan semakin tingginya minat dalam mobil listrik dan dukungan pemerintah, Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam pergeseran global ke transportasi yang lebih ramah lingkungan dan inovatif.