Piliihan Motif Batik yang Banyak Digemari Gen Z

Dok. Istimewa
Dok. Istimewa

Bogor Traffic, Gaya – Industri fashion batik mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, menggantikan citra tradisional yang sering dianggap kolot atau terlalu formal. Keberhasilan para desainer dalam memberikan sentuhan inovatif telah membuat batik tampil lebih modern, menyentuh hati generasi muda, termasuk Gen Z.

Batik, warisan budaya Indonesia yang kaya, kini memasuki pangsa pasar yang lebih luas dengan berbagai model dan gaya yang memukau. Desainer muda berbakat berhasil menggabungkan tradisi dan tren kontemporer, menjadikan batik lebih relevan dan diminati oleh berbagai kalangan.

Berita Lainnya

Dengan berbagai motif dan warna yang kreatif, batik tidak hanya dikenakan dalam suasana formal, namun juga dalam suasana kasual dan santai. Transformasi ini menjadikan batik sebagai pilihan busana yang sangat disukai, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional.

Munculnya minat generasi muda, terutama Gen Z, terhadap batik menjadi dorongan positif untuk melestarikan warisan budaya. Mereka melihat batik sebagai simbol identitas bangsa yang dapat diapresiasi dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan positif ini tidak hanya memberikan kebanggaan pada industri fashion Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi batik sebagai salah satu warisan budaya dunia yang patut dihargai. Transformasi batik membuka pintu bagi kolaborasi antar-generasi dalam merawat dan menyebarkan keindahan budaya yang ada.

Motif kontemporer

Batik sejatinya menyimpan kekayaan budaya khususnya masyarakat Jawa yang begitu kental. Hal tersebut tercermin dari motif-motif klasik khas sogan dari Yogyakarta dan Solo.

Batik Sogan memang banyak mendominasi produk batik di pasaran, seperti motif kawung dan parang. Namun bagi sebagian orang, motif ini dinilai terlalu old-fashioned dan tidak cocok dengan jiwa anak muda.

Sebagai alternatif, para desainer mengembangkan motif-motif kontemporer yang sebagian besar terinspirasi dari batik pesisir. Motif batik ini tampil dengan corak yang beraneka ragam didominasi nuansa alam seperti flora dan fauna.

“Batik pesisir itu tidak menggunakan pola-pola kraton sehingga lebih berani. Contohnya ada motif burung merak. Visualisasinya benar-benar tegas tidak seperti batik klasik yang cenderung terselubung (tidak gamblang),” ujar Pengamat dan Penggiat Batik Alami Agnes Dwina Herdiasti

Selain itu, lanjut Agnes, batik pesisir juga mendapat pengaruh dari budaya, Eropa, China, hingga Jepang. Dari proses akulturasi ini, kemudian muncullah motif-motif batik seperti burung phoenix, bunga delima, bunga lotus, bunga seruni, dan masih banyak lagi.

Motif kontemporer juga bisa diartikan sebagai desain atau motif yang benar-benar baru. Kendati demikian, ia tidak meninggalkan pakem-pakem dari batik itu sendiri.

“Seperti pengalaman saya diminta untuk mendesain batik bermotif truntum, tapi di bagian depannya diberi twist gambar Superman sehingga lebih personal bagi si pemakai. Sekilas terlihat nyeleneh, kenapa tiba-tiba ada Superman? Tapi sebetulnya ada benang merahnya,” kata Agnes.

“Superman itu kan dikenal mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya, sama seperti makna dari motif parang. Lalu dipadukan dengan motif truntum yang memiliki arti cinta tulus. Menurut saya kenapa tidak, selama si pemakai menemukan spirit dari pilihan motifnya itu,” tambahnya.

Pemilihan warna

Selain motif, generasi muda atau Gen Z juga sangat memperhatikan pilihan warna batik yang akan mereka kenakan. Menurut Co-Founder Batik Concept Christian Saputra, warna-warna cerah seperti biru muda, hijau tosca, hingga lilac paling banyak diburu oleh Gen Z.

“Anak-anak muda lebih menyukai warna-warna vivid, cerah, cheerful. Sangat kontras dengan batik klasik yang warnanya cenderung lebih kelam,” ujar founder brand batik tulis asal Jakarta itu.

Christian dan timnya juga bereksperimen bermain warna-warna tak terduga, seperti mengombinasikan warna netral lalu diberi aksen cerah yang mencolok.

Padu padan ini sangat pas bagi mereka yang ingin tampil klasik, tapi tetap dengan sentuhan modern yang elegan dan dinamis.

Potongan yang modern

Batik yang digemari generasi muda atau Gen Z umumnya memiliki potongan yang modern. Biasanya didominasi dengan garis-garis yang bersih, siluet yang ramping, serta bentuk-bentuk geometris yang menarik.

Tak hanya itu, mereka juga menyukai penambahan detail dan aksen-aksen khusus untuk menonjolkan nuansa kontemporer.

“Contohnya dulu masih jarang yang mengombinasikan kain tenun dengan sentuhan aksen batik (tumpal). Sekarang, kombinasi ini menjadi salah satu produk terlaris di kalangan anak muda karena terlihat sangat elegan, modern, dan juga classy,” tutup Christian Saputra.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan