Bogor Traffic, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart telah menyepakati perpanjangan kerja sama program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari).
“Inggris berkomitmen akan meningkatkan dukungannya dalam mencapai target net zero emission (NZE) Indonesia. Awalnya, program Mentari dijadwalkan akan berakhir pada 2024, namun sekarang akan diperpanjang hingga tahun 2027. Inggris juga akan memberikan tambahan 6,5 juta poundsterling atau setara Rp135 miliar untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut,” kata Arifin usai peluncuran perpanjangan program Mentari di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat dikutip dari keterangan resmi.
Ia mengatakan, Mentari merupakan program untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi, dan kajian teknis.
“Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia,” ujar Arifin.
Selain program Mentari, kata dia, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO).
“Kami proyeksikan bahwa kemitraan ini akan terus berkembang, mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara,” ujarnya.
Arifin juga menyampaikan bahwa Indonesia mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih Indonesia. Indonesia membutuhkan investasi hingga 1 triliun dolar AS pada 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan.
“Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerja sama yang luas untuk mencapai target tersebut,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih. Dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisi dari batubara ke energi bersih.
“Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Stuart.
Selain itu, Stuart juga menyampaikan bahwa program Mentari dilaksanakan untuk membantu Indonesia mewujudkan potensi energi terbarukan.
“Hari ini, saya dengan senang hati mengumumkan perpanjangan Kemitraan Energi Rendah Karbon Mentari UK-Indonesia. Program ini bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia untuk mempercepat investasi energi terbarukan guna membantu transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, membantu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara ini mewujudkan potensi energi terbarukannya,” kata Stuart.
Program Mentari dilaksanakan pada periode 2020-2024 dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian ESDM dan the Foreign and Commonwealth Office UK, yaitu di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP).
Waktu pelaksanaan program Mentari telah dilakukan addendum penambahan 3 tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027 serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM.
Adapun beberapa hasil program Mentari, di antaranya pada 24 Agustus 2022, telah diresmikan dua PLTS di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk 200 rumah tangga, PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi dan PLTS Terpusat 35 kWp di Desa Mata Woga. Program Mentari telah menetapkan dua desa yang terletak di Kabupaten Sumba Tengah, NTT itu sebagai desa percontohan pertama.
Program Mentari juga membantu PT SMI dalam pengembangan proyek energi terbarukan dengan mengurangi risiko pendanaan dan meningkatkan bankabilitas-nya.
Program itu akan mendorong PT SMI untuk meningkatkan portofolio proyek energi terbarukan PT SMI dari 8,3 persen menjadi 15 persen. Skema blended finance akan mencakup komponen hibah, yang jumlahnya bisa mencapai 20 persen dari total belanja modal dan fasilitas pinjaman dari PT SMI.