Dedie Rachim Harap Program yang Belum Usai, Terselesaikan oleh Pemimpin Berikutnya

Wakil Walikota Bogor Dedie Rachim harap program kerja yang belum selesai dapat terselesaikan oleh pemimpin berikutnya. (Foto: Dok Istimewa)

Bogortraffic.com, KOTA BOGOR– Dalam tiga hari ke depan, masa kepemimpinan Bima Arya dan Dedie A Rachim sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor akan berakhir. Sejumlah pembangunan menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh wali kota terpilih berikutnya.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menyebutkan bahwa ada sejumlah pembangunan ruas jalan dan sekolah yang masih perlu dituntaskan dalam beberapa tahun ke depan.

Berita Lainnya

Pertama, adalah pembangunan Jalur Regional Ring Road (R3). Dedie menyatakan bahwa hingga saat ini, pembangunan baru mencapai Kelurahan Katulampa. Namun, ruas jalan ini harus disambungkan hingga Kelurahan Wangun dan membutuhkan pembangunan jembatan yang besar.

“Tahun depan mulai dibuat Detail Engineering Design (DED)-nya dan diharapkan tahun-tahun berikutnya akan dilakukan pembebasan lahan termasuk pembangunan jembatannya,” ujar Dedie A Rachim pada Rabu (17/4/2024).

Kedua, adalah pembangunan ruas Jalan Bogor Inner Ring Road (BIRR) sepanjang 11,9 kilometer. Saat ini, Pemerintah Kota Bogor sudah memiliki modal sepanjang 7 kilometer yang berasal dari kontribusi para pengembang.

PR ketiga yang harus diselesaikan menurut Dedie A Rachim adalah soal kemerataan jumlah sekolah menengah di wilayah tersebut.

Wali Kota berikutnya harus melanjutkan upaya merger dan pembangunan sekolah yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor saat ini.

“Dalam sektor pendidikan, yang utama adalah merger sekolah yang sedang kami upayakan pada tahun ini. Selain itu, ada penambahan SMP dan permintaan dukungan kepada Pemerintah Provinsi terkait penambahan SMA baru,” jelas Dedie.

Ia juga menyatakan bahwa saat ini sudah ada beberapa lahan yang sedang dipersiapkan untuk dijadikan lokasi pembangunan SMA baru di Kota Bogor.

Menurutnya, merger dan penambahan sekolah dapat menyelesaikan masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang timbul akibat ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan sekolah.

“Untuk menyelesaikan masalah di PPDB, kita harus menyiapkan sekolah agar cakupannya memadai. Jika tidak diselesaikan, masalah ini akan terus ada,” tandas Dedie.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan