PBB Sebut Kunci Menuju Masa Depan Hijau dan Tangguh di Afrika adalah Peran Wanit

Wanita yang membawa air menuju kamp Baidoa di Somalia, pada 21 Januari 2023. (Xinhua/Abdi)

bogortraffic.com, NAIROBI,KENYA – Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (16/4) menekankan pentingnya memanfaatkan kecerdasan dan keberanian wanita serta anak perempuan di Afrika dalam melawan krisis iklim yang semakin intens.

Mehjabeen Alarakhia, penasihat regional Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) untuk Afrika Timur dan Selatan, menyoroti peran penting perempuan dalam meningkatkan kemampuan benua tersebut dalam menghadapi guncangan iklim.

Berita Lainnya

“Perubahan iklim mengancam penghidupan wanita dan anak perempuan Afrika, meningkatkan risiko kesehatan serta ketidakmampuan mereka untuk mengakses air bersih,” ungkap Alarakhia.

Ia menambahkan, kontribusi dari perempuan harus menjadi inti dari respons terhadap perubahan iklim.

Diselenggarakan oleh UN Women, Program Pembangunan PBB (UNDP), dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), forum yang berlangsung selama tiga hari akan membahas peran kebijakan iklim yang inklusif gender dalam memajukan agenda hijau Afrika.

William Otieno, pemimpin regional UNFCCC untuk Afrika Timur dan Selatan, menyatakan bahwa pemberdayaan wanita dan anak perempuan Afrika akan menjadi kunci untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam negosiasi iklim global.

“Inklusivitas gender harus disertakan dalam proses nasional dan regional yang diarahkan pada transisi yang adil dan berkelanjutan di sebuah benua yang sedang dilanda oleh sejumlah bencana iklim,” tambah Otieno.

Delegasi dari lebih dari 30 negara Afrika, termasuk kalangan pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas adat, menghadiri konferensi tersebut untuk merancang jalur masa depan baru yang ramah lingkungan dan memiliki inklusivitas gender di Afrika.

Alarakhia menekankan pentingnya sektor-sektor tahan iklim bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat akar rumput Afrika, termasuk pertanian, air, kesehatan, kehutanan, dan energi.

Evelyn Koech, ketua tim lingkungan dan ketahanan di UNDP Kenya, menyatakan bahwa negara-negara Afrika membutuhkan kebijakan inklusif gender untuk meredam dampak buruk perubahan iklim.

“Pemerintah harus mengintegrasikan kesetaraan gender dalam pendanaan iklim dan upaya menuju target net-zero,” tambah Koech.

Dengan memanfaatkan kecerdasan dan keberanian wanita serta anak perempuan, Afrika dapat melangkah menuju masa depan yang hijau, tangguh, dan inklusif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan