bogortraffic.com, KOTA BOGOR – Tingginya tingkat pengangguran di Kota Bogor menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka di Kota Bogor pada tahun 2024 mencapai 8,13 persen, jauh di atas rata-rata nasional.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyebut bahwa terdapat sejumlah tantangan mendasar dalam menekan angka pengangguran di wilayahnya. Salah satunya adalah sikap sebagian orang tua yang terlalu protektif terhadap anak-anak mereka dalam memilih pekerjaan.
“Banyak orang tua yang tidak mengizinkan anaknya kerja di luar Bogor atau tempat yang jauh. Padahal lapangan kerja di Bogor semakin sempit, sementara peluang kerja tidak hanya ada di Bogor saja,” ujar Dedie kepada wartawan, Rabu (11/6/2025).
Dedie menambahkan, sikap mental dan daya juang masyarakat juga menjadi faktor penyebab tingginya angka pengangguran.
Ia mencontohkan, ada warga yang menolak tawaran kerja hanya karena lokasi pekerjaan berada di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
“Ada warga Kota Bogor yang sudah diberikan peluang kerja tapi menolak karena dianggap terlalu jauh, padahal masih di wilayah sekitar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dedie mengungkapkan bahwa peluang kerja di luar negeri, khususnya di Jepang, saat ini terbuka lebar. Jepang disebut tengah kekurangan tenaga kerja dan membutuhkan sekitar 30 ribu pekerja dari luar negeri setiap tahunnya.
“Jepang saat ini kekurangan tenaga kerja. Mereka tengah berusaha menggantikan pekerja dari negara lain dengan pekerja dari Indonesia karena dianggap memiliki etos kerja dan kesan yang baik,” katanya.
Dedie meyakini bahwa peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga Kota Bogor, asalkan ada perubahan sikap dari para orang tua dan peningkatan semangat kerja dari generasi muda.
“Kebutuhan itu sebenarnya bisa dipenuhi jika orang tua tidak terlalu protektif dan daya juang masyarakat kita ditingkatkan,” tutup Dedie.
Pemkot Bogor saat ini tengah berupaya menjembatani peluang kerja, baik di dalam maupun luar negeri, dengan pelatihan keterampilan kerja dan kerja sama dengan lembaga penyalur tenaga kerja.
Namun, Dedie menegaskan bahwa perubahan pola pikir masyarakat tetap menjadi kunci utama untuk menurunkan angka pengangguran di Kota Bogor.