bogortraffic.com, BOGOR- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum mengumumkan bahwa proyek Tol Bogor-Sukabumi (Bocimi) akan dilanjutkan hingga Sukabumi Timur, dan dari sana akan diteruskan hingga Padalarang, Bandung Barat, dengan melewati Ciranjang di Cianjur. Langkah ini merupakan bagian dari rencana pengembangan jaringan jalan tol untuk meningkatkan konektivitas antar daerah.
Jalan Tol Bocimi memiliki panjang 54 kilometer dan terbagi dalam empat seksi. Dua seksi pertama, yakni Seksi 1 Ciawi-Cigombong (15,3 km) dan Seksi 2 Cigombong-Cibadak (11,9 km), sudah beroperasi dan melayani arus lalu lintas. Sedangkan, Seksi 3 Cibadak-Sukabumi Barat (13,7 km) saat ini masih dalam tahap konstruksi dengan progres mencapai 16,4%. Proyek ini diharapkan selesai pada kuartal kedua tahun 2026. Adapun Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur (13,05 km) masih berada pada tahap persiapan konstruksi.
Anggota BPJT, Sony Sulaksono Wibowo, mengungkapkan bahwa dalam rencana umum jaringan jalan nasional (termasuk tol) 2020-2040 (KepMen PUPR Nomor 367 tahun 2023), Tol Bocimi akan dilanjutkan hingga Sukabumi Timur, dan kemudian diteruskan ke Ciranjang dan Padalarang.
“Dalam rencana umum, Bocimi akan sampai ke Sukabumi Timur dan kemudian dilanjutkan ke Ciranjang dan Padalarang,” jelas Sony.
Meski demikian, ia juga menyatakan bahwa pembangunan lanjutan Tol Bocimi-Ciranjang-Padalarang belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Proyek tersebut baru dapat dilaksanakan jika ada investor yang tertarik untuk menjadi pemrakarsa.
“Proyek ini belum dalam waktu dekat, kecuali jika ada investor yang tertarik untuk mengerjakannya,” tambah Sony.
Dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, proyek Tol Ciawi-Sukabumi-Ciranjang-Padalarang diperkirakan memiliki panjang total 115 km dan membutuhkan anggaran sekitar Rp 7,7 triliun.
Pembangunan tol ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antara Sukabumi, Cianjur, dan Bandung, dengan perjalanan yang lebih cepat dan efisien. Rencana Tol Sukabumi-Ciranjang juga diperkirakan akan melewati terowongan atau gunung, yang dapat memberikan tantangan tersendiri dalam konstruksinya. Dengan adanya proyek ini, kendaraan yang melintas dari Sukabumi menuju Bandung atau sebaliknya akan lebih hemat waktu, yang berpotensi meningkatkan mobilitas dan perekonomian regional.
