bogortraffic.com, BOGOR– Setelah kesuksesan program Desa BRILiaN tahun sebelumnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menggelar program pelatihan desa pada tahun 2024 melalui ‘Kick Off New Desa BRILiaN 2024 Batch 1’.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan awal dari penyelenggaraan program Desa BRILiaN 2024 di mana peserta akan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, kelembagaan desa, dan kewirausahaan.
“Pelatihan ini meliputi berbagai aspek yang dibutuhkan oleh desa, termasuk kepemimpinan, kelembagaan desa dan BUMDes, kewirausahaan, inovasi desa, dan digitalisasi desa,” ujar Supari.
Peserta akan mengikuti pelatihan daring selama 1-2 bulan dengan berbagai materi yang akan membekali mereka untuk mengikuti program Desa BRILiaN 2024. Setelah menyelesaikan setiap sesi materi, peserta akan diberikan tugas yang akan menjadi bagian dari penilaian untuk memilih 40 desa terbaik, di mana 15 di antaranya akan mendapatkan pendampingan langsung.
Program Desa BRILiaN 2024 dibagi menjadi 3 batch dan berlangsung dari April hingga November 2024. Sebanyak 1.000 desa di seluruh Indonesia ditargetkan untuk mengikuti program ini dengan harapan bahwa desa-desa yang terlibat akan menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan desa-desa lainnya.
Sejak program ini diluncurkan pada tahun 2020, lebih dari 3.000 desa aktif terlibat dan telah menunjukkan inisiatif dan komitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.
Program Desa BRILiaN fokus pada empat aspek utama dalam pengembangan desa, yaitu BUMDes sebagai motor ekonomi desa, digitalisasi desa, keberlanjutan, dan inovasi.
Selain itu, program ini juga memperkuat ekosistem desa melalui program penguatan kelompok usaha mikro dengan nama Klasterkuidupku dan inisiasi pembentukan platform New Pasar.id untuk menghubungkan pedagang pasar dan pembeli secara online.
BRI juga telah mengembangkan platform pemberdayaan UMKM dengan nama linkumkm.id untuk mendorong kemajuan UMKM.
Supari menekankan bahwa program ini bukan hanya tentang memberikan nilai ekonomi, tetapi juga nilai sosial berupa pemberdayaan individu pelaku usaha dan lembaga desa.
“Pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan, mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata dan menjadi tantangan bersama. Kami berharap program ini menjadi salah satu wadah yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh desa-desa yang terlibat sehingga pada akhirnya mampu mendorong kemajuan desa-desa di Indonesia,” ujar Supari.